Lanjut ke konten

Cerita dibalik PNS

Kamis, 14 Juli 2011

PNS akhir – akhir ini menjadi sorotan karena membebani negara dan hasil yang kuranf efektif. Saya sekarang menjadi salah satu bagian dari CPNS di sebuah daerah setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan swasta, baik nasional maupun multinasional. beberapa kekurangan yang saya rasakan adalah dalam lingkungan PNS adalah :

1. PNS pekerjaan padat karya
Ya, PNS adalah pekerjaan padat karya. pekerjaan yang bisa dilakukan 2 orang akan dikerjakan 4 orang. sangat tidak efektif. Hal itu dikarenakan SDM di PNS tidak dioptimalkan atau kurangnya ketrampilan teknis dari PNS itu sendiri.

2. Wrong man in the Wrong Place
Banyak PNS yang bekerja tidak pada tempat yang tepat. misalnya seorang sarjana ilmu politik bisa bekerja dibagian akuntansi, padahal dia tidak mempunyai keahlian dibidang akuntansi itu. Hasilnya bisa dibayangkan, dia akan menjadi pengangguran berseragam. Itu diakibatkan karena sulitnya peraturan memecat PNS dibandingkan karyawan biasa dan juga rasa kekeluargaan antara sesama PNS yang berlebihan, sehingga tidak tega untuk memecat bawahan yang bekerja dibawah form.

3. Reward and Punishment yang rendah.
sebagian sudah saya sebutkan di bagian kedua. antara PNS yang bekerja serius dengan yang tidak bekerja, akan terlihat sama saja dari sisi penghasilan ataupun dari jenjang golongan. golongan akan terus naik tanpa perlu bekerja serius. yang penting selamat saja tidak kena pecat.

4. Lebih mementingkan formalitas daripada aktualitas.
Kebanyakan Di lingkungan PNS mementingkan legal formal. misalnya saja, seseorang lulusan D3, tidak akan pernah menduduki jabatan eselon 2 kalau dia tidak sekolah lagi, meskipun dia sepintar apa dan dia bekerja sangat keras. bahkan lebih pintar daripada yang berpendidikan lebih tinggi. karena ijazah formal seseorang akan lebih dilihat daripada fakta yang ada. Makanya orang akan lebih memilih sekolah daripada bekerja. kalau bekerja PNS hanya akan dapat pekerjaan saja, kalau sekolah PNS akan dapat cuti bekerja dan akan menunggu promosi setelah bekerja, yang berarti posisi dan penghasilan meningkat.

5. Pungutan siluman
bukan hanya uang rakyat yang tega ditilep, bahkan uang teman sendiri bisa ditilep oleh bendahara dinas atau departemen. Misalkan ada gaji ke-13, kalau secara gampang bisa saja langsung ditransfer ke rekening bank masing – masing, tapi tetap saja bendahara ngotot untuk dibagikan secara manual, karena di situ bisa diminta “sumbangan sukarela” untuk para bendahara itu. Adalagi namanya “uang lelah” setelah bendahara menguruskan gaji rapelan yang memang menjadi hak bagi PNS. Saya jadi bingung, kenapa kalau lelah bekerja, si bendahara tidak resign saja atau kalau perlu dia pensiun dini.

6. Terkesan Lamban
Ini dikarenakan banyaknya aturan – aturan yang mesti di ikuti dalam setiap gerak PNS. itu membuat kebanyakan PNS akan takut bergerak karena aturan – aturan yang terkadang cukup kaku. Terlebih lagi kalau itu kebijakan politis yang menyangkut masyarakat banyak. Itu membuat gerak PNS menjadi lamban.

Sedangkan baiknya:
1. Bekerja dilingkungan PNS, rasa kekeluargaan lebih kental. sektor humanisnya benar – benar lebih terasa. Ini juga mungkin karena pressure pekerjaan yang kurang.

Bagaimana memperbaiki kekurangan – kekurangan itu?
Sangat berat, perlu perubahan system dan komitmen yang kuat dari para pimpinan atau kepala pemerintahan. baik itu Presiden, Gubernur maupun Bupati.

1. System
System kepegawaian dilingkungan PNS mungkin lebih baik dirubah daripada hanya sekedar formalitas menjadi aktualitas.
Selain itu akuntabilitas juga harus menjadi perhatian serius.

2. Reward and Punishment
Dalam lingkungan PNS, orang akan cenderung memasuki zona nyaman. dunia jadi akan bergerak sangat lambat. itu karena tidak ada ancaman lagi terhadap “kelangsungan hidupnya”. seakan dia akan tetap mendapatkan penghasilan sampai mati dan sulit untuk diberhentikan. Oleh karena itu semangat dan daya juang menjadi rendah. Apalagi kebanyakan mental Bangsa ini yang tidak akan bekerja kalau tidak dicambuk.

3. Komitmen dari Penguasa.
Penguasa sebagai Bos PNS, perlu membuat reformasi birokrasi menjadi nyata. tidak hanya slogan saja.

4. Moratorium PNS dan pensiun dini PNS
Pemberhentian Penerimaan PNS bagi daerah – daerah atau departemen yang belanja pegawainya sudah melebihi ambang batas normal. Itu harus segera diterapkan. Lebih baik PNS diperlakukan sebagai prefessional daripada sebagai pekerja padat karya maksudnya adalah jumlah pekerja sedikit tapi professional dan tunjangan juga professional daripada pegawai banyak tapi malah tidak ada pekerjaan yang diselesaikan.

13 Komentar leave one →
  1. Kamis, 14 Juli 2011 4:51 pm

    kalau boleh nyimpulin, ada 6 kekurangan dan 4 kelebihan….so the bottom line buanyak kurangnya….iyakan..iyakan..

    • Kamis, 14 Juli 2011 6:24 pm

      baiknya yang saya tulis baru satu, yang lain menyusul 😀
      Intinya system-nya yang memang harus diperbaiki.
      Perlu komitmen dari semua pihak. Sangat sulit kalau sudah masuk dalam sebuah system.
      Seekor Elang bisa bertingkah seperti ayam, jika hanya bergaul dengan ayam dalam waktu yang lama.
      Dan satu lagi tidak semua PNS berkinerja rendah, banyak PNS yang berkinerja tinggi dengan tanggung jawab yang besar tapi gaji mungkin hanya 1/4 dari karyawan swasta dengan tanggung jawab dan kerjaan yang sama. 😀

      • Jumat, 15 Juli 2011 12:56 pm

        ehem… ngomongin siapa nih mas . Ehem 🙂

        ngomongin temenku lik..

  2. Jumat, 15 Juli 2011 12:56 am

    wah, jadi inget kemarin siang mas 🙂

  3. Bosan jadi pegawai permalink
    Kamis, 11 Agustus 2011 10:31 am

    itulah sebabnya saya mulai bosan jadi PNS.
    mau sepintar apapun, mau serajin apapun… ga ada reward.
    mau sehebat apapun skill nya, kalau basicnya rendah tetap aja nggak dihargai. mau jadi PNS ga perlu pintar kok. buktinya banyak yang “idiot” pakai seragam PNS.

    • Sabtu, 20 Agustus 2011 8:27 am

      trus setelah bosan mau gmna, mas?
      Jangan sampai setelah bosan kita malah jadi kehilangan semangat dan malah bekerja seperti apa yang kita omongkan. 🙂

  4. Kamis, 22 September 2011 3:23 pm

    ” Reward and Punishment”
    Ini adalah salah satu solusi yang paling jitu. Orang akan takut macem2 kalo ada punishment keras, seperti di swasta gitu lah.

    Tapi sayang, yg sudah dilakukan baru sekedar reward aja. Itupun reward yang kebablasan (depkeu contohnya).

    IMHO, renumerasi guru juga sudah kebablasan. Di kota besar, guru yg renumerasi dapat 5.X juta , mungkin itu jumlah yg biasa2 aja ya. Tapi kalo di kota kecil, itu adalah jumlah yg luar biasa. Apalagi kabarnya guru yg baru kerja beberapa taon dah bisa dapet renumerasi(kalo yg ini perlu konfirmasi)

    • Jumat, 23 September 2011 2:28 pm

      Saya setuju dengan pendapat anda tentang reward yang kebablasan dan tanpa ada punishment. Tapi bagaimana merealisasikan itu. Sangat sulit kalau melihat kondisi banyak pejabat yang akan memberi punishment juga tidak begitu bersih.. 😀

      • Senin, 26 September 2011 10:21 pm

        Wah iya, susah juga.
        Berarti harus dibentuk KPK tuk PNS 😛

      • Jumat, 9 Desember 2011 3:17 pm

        harusnya inspektorat itu bekerja.. Tapi ya lagi2 budaya PNS terbawa sampai ke inspektorat. mungkin juga mereka ga bersih bersih amat

  5. ronfafi permalink
    Rabu, 3 April 2013 2:24 pm

    izin share masjay

  6. mantovani permalink
    Rabu, 25 Juni 2014 2:12 pm

    yg paling menjengkelkan ketika kita harus selalu menunggu ruangan yang tidak jelas. jadi seperti anjing penjaga saja. sangat tidak manusiawi.

Tinggalkan Balasan ke masjay Batalkan balasan